Rabu, 05 Juni 2013

INDONESIA TAK RAMAH ANAK?

"Demi Tuhaaan..."
"Oh... Sexy lady...."

           Itulah yang sering murid-muridku nyanyikan di tengah huru-hara mereka. Kalau sudah begitu, paling-paling aku cuma menegur santai. "Coba nyari lagu yang bagus aja untuk dinyanyikan".
          Tapi dipikir-pikir, lagu bagus yang bagaimana yang akan mereka nyanyikan? Saat ini di setiap penayangan televisi tidak ada lagu yang khusus dipersembahkan untuk anak. Bahkan penyanyi-penyanyi cilik yang mulai bermunculan saat ini menyanyikan lagu-lagu yang sudah berbau cinta. Sama sekali tidak ada lagu yang cocok untuk dinyanyikan anak-anak. Masa anak harus terus menyanyi lagu Nina Bobo, Lihat Kebunku, Pelangi, dan sebagainya. Lagu-lagu yang hampir setiap hari mereka nyanyikan di TK. 
          Kalau sudah begitu, aku merasa benar-benar beruntung. aku bersyukur melewati masa kecil di tahun 90-an. Ada banyak bintang cilik seperti Sherina, Maissy, Joshua, Trio Kwek-Kwek, Tasya dan sebagainya. Mereka menyuguhkan berbagai lagu anak yang menyenangkan (bahkan sampai sekarang pun masih enak untuk didengarkan). Itulah mengapa anak-anak di zamanku sangat polos dan lugu. Kami bersikap sesuai dengan usia. Berbeda dengan anak sekarang yang bagaikan air mancur. Sulit terpusat pada satu titik. 
          Sebenarnya apa kendalanya, mengapa di era yang lebih modern ini justru anak semakin tidak difasilitasi? Anak-anak yang menurut mereka adalah generasi penerus bangsa. Lalu mengapa merasa heran dengan maraknya narkoba dan free sex di kalangan remaja saat ini, jika saat kecil mereka disuguhkan dengan hal-hal yang tak sepantasnya? Untuk apa diadakan idola cilik, pildacil, dan semacamnya jika kemudian hanya tinggal nama?
           Apakah Indonesia kini benar-benar tak ramah anak?