"Apa yang kau lakukan di sana, gadis?"
"Tidak ada"
"Lalu, untuk apa kau terdiam di sudut sana?"
"Tidak tahu"
"Kau sedang bersedih?"
"Barangkali"
"Kau terluka?"
"Mungkin juga"
"Tapi kau tidak menangis"
"Aku tidak bisa menangis"
"Kenapa?"
"Entahlah. Mungkin aku tercipta bukan untuk menangisi hidupku"
"Kalau begitu, tertawalah!"
"Aku lupa cara tertawa"
"Bagaimana bisa?"
"Karena sudah lama aku tidak tertawa dengan sewajarnya"
"Kau benar-benar menyedihkan"
"Benarkah? SungGuhkah begitu kelihatannya?"
"Nyata sekali. Aku heran, kau sebenarnya punya perasaan atau tidak. Tidak menangis juga tidak tertawa."
"Mungkin aku memang tak berperasaan. Atau.. Perasaanku tak berfungsi sebagaimana mestinya. Aku sudah mati rasa."
"Hmm.. Naas"
"Apakah aku tak pantas hidup?"
"Tak ada manusia yang tak pantas hidup. Bahkan nyamuk yang selalu mengisap darah manusia itu pun pantas hidup."
"Tapi semua orang membenci mereka."
"Itu karena manusia tak mau diGangGu. Mereka menyukai rasa nyaman."
"Aku juga menginginkan rasa nyaman"
"Kau merasa nyaman dengan berlaku seperti itu?"
"Aku
harap. Di sini tak ada orang yang akan memperhatikanku. Tak ada yang
menatapku dengan penuh kebencian. Tak ada yang menghujatku. Tak ada yang
menyakitiku."
"Dan kau bahagia?"
"Tidak"
"Kenapa? Bukankah kau merasa nyaman?"
"Aku kesepian"
"Lalu kenapa kau tak berlari keluar sana? Di sana banyak orang. Kau tak akan kesepian."
"Bagaimana jika mereka membenciku? Bagaimana jika mereka menyakitiku?"
"Dan
bagaimana jika ternyata mereka justru menyayangimu? Apa yang kau
takutkan? Kau takut terluka? Bukankah kau tak bisa menangis?
Dan kau bilang kau lupa cara tertawa. Kenapa tak belajar dari mereka?"
"Seperti itukah?"
"Ya.
Keluarlah. Lihat, ada bermacam-macam orang. Mereka tertawa, takjub,
tersipu. Lihat, di sana ada yang menangis. Tapi ia tak bersembunyi
sepertimu."
"Ya, kau benar. Aku haruz keluar dari sini"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar