Aku tersenyum pada seseorang.
Tapi ia tak membalas.
Ia diam saja seakan tak menganggapku ada.
Lalu kusapa ia.
Tapi ia juga tak bereaksi apa-apa.
Kukira ia tak mendengarku.
Kemudian ia kusentuh.
Tapi ia juga tak bergeming.
Apa yang sesungguhnya terjadi?
Apakah ia buta, tuli?
Tapi mengapa ia juga tak merasakan sentuhanku?
"hei, apa kau melihatku?" tanyaku akhirnya.
Tak ada jawaban.
Kesal, kutinggalkan ia.
Kudekati salah seorang yang lain.
Ia tengah membaca.
Pastilah ia dapat melihat.
"hai," kusapa ia.
Tapi ia juga tak bereaksi.
Aku duduk tepat di sebelahnya.
Tentulah ia akan melihat.
Tapi ia bahkan tak mengalihkan pandangan dari buku itu.
Bah.. Ada apa dengan orang-orang di sini?
Aku mendapati seseorang yang habis menelepon.
Tentulah ia akan mendengarku.
Lagi-lagi aku memulai dengan menyapa.
Tapi ia tak bereaksi.
Seakan tak mendEngar suaraku.
Aku mulai marah.
Kunaikkan volume suaraku.
Ia tetap diam.
Ada apa dengan orang - orang ini.
Kesal, aku berteriak sekeras-kerasnya.
Begitu banyak orang, tapi tak ada satupun yang menghiraukanku.
Mereka tak menyadari kehadiranku.
Tidak! Apa yang terjadi?
Kenapa mereka tak menghiraukanku?
Mengapa mereka tak mendengar suaraku?
Tak adakah seorangpun yang menyadari kehadiranku?
Apakah aku ini tak terlihat?
Yah.. Aku memang tak terlihat.
Ternyata aku hanyalah sebuah bayang-bayang.
Tak nampak, tak berarti.
Mengapa aku menjadi bayang-bayang?
Mereka yang menganggapku seperti itu?
Atau justru aku yang memilih tuk menjadi bayang-bayang?
Karena tak terlihat, terasa lebih nyaman?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar